Alkisah, dahulu kala di sebuah kerajaan, sang raja memberikan kepercayaan kepada putra sulungnya untuk memimpin pasukan perang sebab ia sudah tidak sanggup lagi melanjutkan perang lantaran telah memasuki usia lanjut. Sang raja memilih dan memberikan kepercayaan kepada putranya karena ilmu bela diri yang dimiliki putranya sangat hebat. Sang raja yakin bahwa dengan ilmu bela diri yang dimiliki putranya itu, ia pasti bisa melumpuhkan setiap musuh yang dihadapi.
Beberapa hari kemudian setelah pelantikan putranya sebagai kepala pasukan perang, terdengar kabar bahwa akan ada serangan dari suku lain yang ditunjukkan kepada sang raja dan pasukannya. Raja muda pun mempersiapkan seluruh pasukannya untuk menghadapi lawan.
Saat di medan perang, korban berjatuhan di pihak pasukan raja muda. Hampir sebagian pasukannya tewas dalam pertempuran tersebut. Melihat pasukannya semakin berkurang, raja muda memerintahkan mereka untuk mundur. Saat mundur, mereka tidak pernah melakukan perlawanan apa pun. Namun, sang raja muda memberikan perintah untuk bertahan lalu menyusun strategi baru agar bisa melakukan serangan kembali.
Ketika mengetahui bahwa pihak raja muda telah mundur, seluruh pasukan dari pihak suku pemberontak bersenang-senang karena telah memenangkan pertempuran. Pada saat mereka bersenang-senang itulah, raja muda dengan sisa pasukannya kembali menyerang sampai seluruh pasukan pemberontak dapat dilumpuhkan tanpa adanya perlawanan yang berarti. Setelah mengalahkan pasukan pemberontak, raja muda kembali ke instana dengan dikawal oleh sisa pasukannya.
Sesampainya di istana, sang ayah terkejut karena mereka kembali dengan membawa bendera kemenangan. Sang ayah pun berkata kepada putranya: "Apa yang telah kamu lakukan sehingga dapat melumpuhkan musuh dengan mudah?"
"Melihat pasukan saya semakin banyak yang gugur, kami berpura-pura mundur. Ketika kami mundur, musuh mengira bahwa kami telah kalah. Saat itu, mereka merayakan kemenangan karena mengira kami telah menyerah. Namun, pada saat mereka merayakan kemenangan itulah, saya dan sisa pasukan kembali untuk menyerang mereka dan melumpuhkan semuanya tanpa adanya perlawanan yang berarti" jawab putranya.
Artikel Motivasi: Kesempatan Kedua, Ketiga, dst
Manusia memang tidak pernah ada yang sempurna. Kita semua pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Di satu sisi kita mungkin kuat, tetapi di sisi lain kita juga memiliki kelemahan. Dalam kehidupan maupun usaha apa pun, kita sering emrasa bimbang dalam membuat pilihan ketika menerima kesulitan. Kita kadang tidak bisa memilih mana yang harus dilakukan, mana yang tidka perlu dilakukan. Kita pun merasa takut akan akibat dari tindakan yang kita ambil. Semua pilihan mengandung konsekuensi.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengambil sedikit waktu guna mengatur rencana dengan lebih baik dan melihat peluang dari sudut pandang yang berbeda. Jika kita mengalami kegagalan dalam hidup maupun usaha apa pun, jangan cepat-cepat mundur maupun lari. Jangan pernah memilih untuk menyerah. Ambil sedikit waktu untuk merencanakan suatu strategi yang lebih baik dari sebelumnya, kemudian maju lagi dengan semangat baru.
Kesulitan merupakan tantangan yang harus kita taklukkan. Mundur sejenak untuk membuat rencana baru dan maju kembali saat sudah siap untuk mengambil kesempatan merupakan cara untuk menjadi pemenang sejati. Ini yang disebut dengan kesempatan kedua, ketiga, dst.
Demikianlah Artikel Motivasi: Kesempatan Kedua, Ketiga, dst. Semoga bermanfaat :-)
sumber: A Cup of Success, Bab 20 by: Johanes Babtista.
Artikel motivasi lainnya mengenai:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar